Ketika berita mengenai virus COVID-19 atau virus Corona mulai tersiar secara global, Netflix merilis sebuah dokumentasi bertajuk Pandemic. Serial dokumenter tersebut memperlihatkan seberapa siap atau tidaknya dunia dihadapi pandemi baru, dan bagaimana menghadapinya.
BUKAN MASALAH JIKA, MELAINKAN KAPAN
Dalam cuplikan trailer Pandemic, kita akan diperkenalkan dengan sebuah teori tentang penularan virus mematikan yang bergerak cepat. Salah satunya adalah virus influenza yang memakan korban hingga 100 juta orang pada 100 juta tahun yang lalu. Pada saat itu populasi penduduk dunia berjumlah 2 miliar.
Kondisi tersebut kemudian dibandingkan dengan situasi saat ini, populasi penduduk dunia terus meningkat hingga hampir mencapai angka 8 miliar. Berangkat dari hal ini, salah seorang pakar medis sekaligus direktur USAID, Dr. Dennis Carroll mengatakan bahwa ketika berbicara mengenai pandemi flu, bukanlah masalah jika, melainkan kapan.
BERANGKAT DARI KISAH BEBERAPA ILMUWAN
Serial yang diproduksi oleh Zero Point Zero Productions, serta digarap oleh Anthony Bourdain akan memperlihatkan bagaimana resiko serta dampak yang sangat signifikkan dari virus misterius yang bergerak cepat. Tidak hanya dari sektor kesehatan, banyak sektor lain yang turut terkena dampak seperti ekonomi, wisata, pendidikan, dan lain sebagainya.
Pandemic yang sudah diputar sebanyak enam episode tersebut berangkat dari kisah perjuangan beberapa ilmuwan dan dokter.
Yang pertama ada Dr. Syra Madad, seorang dokter di rumah sakit di New York yang tidak henti-hentinya menyiapkan pelatihan dan persiapan bagi para pekerja di rumah sakit agar siap menghadapi pandemi, mengikuti standar yang ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention, atau Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Ia juga mengaku bahwa selain pandemi, pekerjaannya kerap kali menimbulkan ketakutan, stigma, dan kepanikan, dari rumor dan informasi yang tidak akurat, sehingga tidak hanya virus, hal tersebut juga patut diwaspadai.
Yang kedua ada kisah Jake Glanville dan Sarah Ives, dua ilmuwan yang berusaha membuat vaksin flu one-shot secara global. Mereka kemudian berniat membagikan vaksin tersebut secara gratis bagi orang-orang di negara-negara berkembang. Kemudian ada juga sosok Jaipur yang berkunjung ke bangsal rumah sakit yang penuh sesak, kemudian mengunjungi sebuah pasar unggas di Vietnam.
PERJUANGAN MENGHADAPI PANDEMI
Berangkat dari kisah para dokter dan ilmuwan, Pandemic kemudian menyoroti kondisi di seluruh dunia, mulai dari adanya kamp di perbatasan Amerika, rumah sakit daerah yang kekurangan dana di Oklahoma, tindakan protes dari para anti-vaxxers di Oregon, hingga ke Kongo, ketika para ahli berusaha menampung virus Ebola, yang memakan banyak korban jiwa. Selain itu ada juga kisah para dokter di India berjuang menghadapi 1.000 pasien yang terkena flu babi dalam sehari.
Semua perjuangan dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para ahli dan tenaga medis disajikan secara informatif sekaligus inspiratif. Gambaran nyata akan pandemi yang dibalut dengan apik sekaligus relevan dengan kondisi saat menjadikan Pandemic dapat menjadi salah satu tontonan penting di Netflix pada penghujung bulan ini.
Serial Dokumentasi Netflix, “Pandemic” Mengisahkan Perjuangan Keras Para Tenaga Medis Memerangi Virus
Dokumentasi terbaru Netflix berjudul Pandemic telah rilis tepat ketika virus baru yang menakutkan menyebar di kehidupan nyata pada saat ini.
Sementara coronavirus mendominasi berita utama, docu-series Netflix yang terdiri dari enam bagian ini menjabarkan seberapa siap (atau tidak) dunia menghadapi pandemi baru.
Cara Mencegah Wabah dimulai dengan sebuah teori: bahwa kita akan tertular virus mematikan yang bergerak cepat. 100 tahun lalu, virus influenza menewaskan sebanyak 50 hingga 100 juta orang, ketika populasi global saat itu berjumlah dua miliar.
Kini terdapat hampir delapan miliar orang di dunia. Pakar medis, Dr. Dennis Carroll, direktur USAID, mengatakan: “Ketika kita berbicara mengenai pandemi flu, ini bukanlah masalah “jika,” melainkan “kapan.”
Pada saat ini, jumlah kematian akibat coronavirus berjumlah hampir 9000 orang. Virus ini telah menyebar ke sebanyak 28 negara, dan jumlah global dari kasus yang dikonfirmasi adalah kurang lebih 221,891 kasus.
Tidak hanya hilangnya nyawa, pandemi telah menyebabkan gangguan luas ke pasar keuangan, tempat kerja, pola penerbangan dan produksi makanan.
Lewat Pandemic, pemirsa akan disadarkan mengenai risiko virus misterius yang bergerak cepat. Tapi jangan biarkan faktor ketakutan membuat Anda enggan menonton doku-seri ini. Pandemic juga informatif, inspiratif, dan menakjubkan secara visual.
Diproduksi oleh Zero Point Zero Productions, kreator dibalik doku-seri Anthony Bourdain, film ini memperkenalkan kepada para pemirsa berbagai karakter dengan cerita-cerita yang terus berkembang.
Para pahlawannya adalah ilmuwan, dokter, dan pakar bencana. Film ini menyorot Dr Syra Madad ketika ia mencoba untuk membuat sistem rumah sakit di Kota New York dan siap menghadapi pandemi mematikan, meskipun ada pemotongan anggaran. Lalu film ini juga mengikuti Jake Glanville dan Sarah Ives, dua ilmuwan yang mencoba membuat vaksin flu one-shot global yang dapat mereka sediakan secara gratis bagi orang-orang di negara-negara berkembang. Kemudian film ini beralih ke Jaipur dan berkunjung ke bangsal rumah sakit yang penuh sesak dengan Dr. Dinesh Vijay, dan menuju ke pasar unggas Vietnam bersama Dennis Carr.
Andai kata terdapat villain, maka itu bukan hanya virusnya sendiri, tetapi juga informasi salah yang sering menyebar bersama-sama dengan pandemi.
Para ahli memperingatkan dunia ‘sangat tidak siap’ untuk pandemi di masa depan
Dengan menggunakan teknik yang mirip dengan Contagion, plot-nya berkembang menyoroti situsi dan krisis di seluruh dunia – dari ICE yang mengadakan kamp di perbatasan AS ke rumah sakit daerah yang kekurangan dana di Oklahoma, hingga protes oleh para anti-vaxxers di Oregon, hingga perjuangan di Kongo untuk menampung virus Ebola.
Pengabdian para tenaga medis yang bekerja di ladang perang melawan virus patut mendapatkan perhatian.
Banyak dari petugas medis meninggal dan terbunuh ketika melawan virus Ebola di Afrika. Di belahan dunia lain, Para dokter India berjuang di rumah sakit yang penuh sesak menghadapi 1.000 pasien miskin sehari yang terpapar gejala flu babi serius.
Ada pula para sukarelawan yang mengantarkan suntikan flu di perbatasan, para dokter yang bekerja terlalu keras dan jarang bertemu dengan anak-anak mereka sendiri, para ilmuwan ambisius yang mencari vaksin saat bekerja di luar jam kerja – semua itu menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dalam sistem yang kuat dengan dana layak, didukung oleh kerjasama dari pemerintah dan warga negara dapat membuat kemajuan yang signifikan.
Bagaimana? apakah kamu menyukai dengan tulisan artikel Media News?
Jika kamu menyukainya, silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ya gengs 😊
MOHON UNTUK SELALU MENGGUNAKAN ALAMAT EMAIL YANG VALID ( AKTIF ) AGAR KAMI DAPAT MEMBALAS KOMENTAR SOBAT.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dan sopan. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.
TULIS KOMENTAR