Semakin dewasa usia seseorang, maka lingkup pertemanan pun semakin mengecil. Semakin banyak teman yang dulu sangat dekat bahkan hingga menjadi sahabat dan terasa seperti saudara sendiri kini menjadi renggang dan tak bisa bersatu seperti dulu. Memang, persahabatan bisa saja putus seperti pacaran.
Seperti halnya berpisah dengan pacar, berpisah dengan sahabat tak kalah menyakitkan. Dulunya kita memiliki orang terdekat untuk sekedar gossip atau mencoba kopi di kafe terbaru hingga saling mengetahui aib dan rahasia satu sama lainnya. Masalah pelik seperti ini pasti pernah dialami termasuk kamu? Pastinya kamu pun pernah berada di fase dilemma antara melepaskan sahabat pergi da move on atau abaikan saja?
Baca juga: putus ditengah pandemi, kamu harus bersyukur
Jika kamu sedang ada di kondisi ini, coba simak beberapa penjelasan dari beberapa orang dibawah ini, yuk.
Sifat manusia bisa berubah seiring waktu, tanggung jawab, dan prioritas. Begitu pula kamu dan sahabatmu. Seiring bertambahnya waktu terlebih karena kesibukan masing – masing, prioritasmu dan sahabatmu pun semakin berbeda jauh. Sehingga kamu dan sahabatmu semakin jarang menghabiskan waktu bersama dan tali persahabatan pun semakin renggang. Ini adalah proses hidup yang memang sudah sewajarnya terjadi. Hanya beberapa ikatan persahatan yang selalu terjalin komunikasi meski lewat online lah yang bisa terus terjaga. Tapi jika sahabatmu nampaknya sudah tidak peduli denganmu dan sangat susah untuk sama – sama menjaga frekuensi berkomunikasi via chat dan bertemu langsung, maka mungkin inilah saatnya kamu melepaskan sahabatmu pergi. Tidak semua orang mau terus bertahan di dekat kita, dan hal itu wajar terjadi didalam hidup.
Ini adalah masalah pelik yang kerap terjadi. Bukan tidak mungkin sahabatmu merebut kekasihmu atau kalian mencintai orang yang sama. Jika sudah terjadi, tali persahabatan tak mungkin bisa dipertahankan kecuali kamu memiliki rasa legawa yang sangat tinggi dan mampu melihat mantan kekasihmu dan sahabatmu berkencan di depan matamu.
Berbicara tentang pengkhianatan memang tidak ada ampunan. Sama dengan status percintaan, persahabatan yang diisi dengan pengkhianatan juga layak diakhiri karena akan menyakiti dan merugikan salah satu pihak. Bentuk pengkhianatan dalam lingkup persahabatan biasanya berupa kejujuran dan empati. Seorang sahabat seharusnya berani memberitahu hal yang baik dan buruk untukmu secara langsung. Pun harus menutupi sifat burukmu di depan orang lain. Jika orang yang kamu anggap sebagai sahabat tidak mau mengatakan hal yang baik dan buruk didepanmu dan membeberkan aibmu di depanmu maka dia bukan sahabat yang sebenarnya.
Itulah beberapa hal yang memungkinkan keretakan tali persahabatan dan jika memang tidak dapat diperbaiki, maka mengabaikan merupakan jalan yang bijak. Tak apa jika sahabatmu tak lagi ingin berteman denganmu. Wajar, kok. Seiring lingkup pertemananmu semakin melebar, kamu pasti akan menemukan sosok sahabat baru lagi.
Bagaimana? apakah kamu menyukai dengan tulisan artikel Mia Malihah?
Jika kamu menyukainya, silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ya gengs 😊
MOHON UNTUK SELALU MENGGUNAKAN ALAMAT EMAIL YANG VALID ( AKTIF ) AGAR KAMI DAPAT MEMBALAS KOMENTAR SOBAT.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dan sopan. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu. Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.
TULIS KOMENTAR